Air terjun Damarwulan dan Air terjun Anjasmoro di Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember, Jawa Timur

URL Cerital Digital: https://jatim.antaranews.com/berita/193045/air-terjun-sumbersalak-destinasi-wisata-baru-di-jember

Di Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, terdapat dua air terjun yang tidak hanya memikat karena keindahannya, tetapi juga menyimpan kisah lama yang penuh makna. Masyarakat setempat menamainya Air Terjun Damarwulan dan Air Terjun Anjasmoro. Kedua air terjun ini bukan sekadar aliran air yang jatuh dari ketinggian, melainkan sumber kehidupan, pengairan, hingga tempat bernaungnya ikan yang dapat dikonsumsi masyarakat. Selain itu, keindahan alamnya kini menjadi daya tarik wisata, membuat desa ini ramai dikunjungi orang dari berbagai daerah.

Namun, jauh sebelum dikenal sebagai destinasi wisata, kedua air terjun ini lahir dari sebuah legenda yang terkait erat dengan kisah Majapahit.

Alkisah, tersebutlah seorang tokoh bernama Prabu Damarwulan, kesatria yang gagah berani dari Kerajaan Majapahit. Ia mendapat tugas penting untuk berangkat ke Kerajaan Blambangan di Banyuwangi, menghadapi raja yang dikenal garang dan sakti mandraguna, Prabu Minak Jinggo. Perjalanan ini bukanlah perkara mudah, sebab Minak Jinggo terkenal dengan kekuatan yang tak tertandingi.

Sebelum berangkat, Damarwulan berpamitan di sebuah tempat yang kini menjadi lokasi Air Terjun Anjasmoro. Di sanalah ia berpisah dengan dua orang penting dalam hidupnya, Anjasmoro dan Kencana Wungu.

Anjasmoro, dengan hati yang lapang, merestui kepergian sang prabu. Ia percaya pada keberanian dan kesanggupan Damarwulan untuk menunaikan tugasnya. Namun, berbeda halnya dengan Kencana Wungu. Ia diliputi rasa cemas, takut, dan tidak rela melepas kepergian orang yang dicintainya. Bayangan tentang kedahsyatan Minak Jinggo membuatnya khawatir akan keselamatan Damarwulan.

Seiring langkah kaki sang prabu yang menjauh, hati Kencana Wungu kian dilanda kesedihan. Hari demi hari ia meratapi kepergian Damarwulan. Air matanya jatuh tanpa henti, dan menurut cerita rakyat, tetesan air mata itu kemudian berubah menjadi mata air. Mata air ini muncul tidak jauh dari Air Terjun Anjasmoro, seolah menjadi jejak nyata dari duka seorang perempuan yang merindukan kekasihnya.

Mata air itu mengalir deras, menyatu dengan aliran sungai, lalu menjelma menjadi sumber kehidupan. Dari air itulah masyarakat mendapat pengairan untuk sawah dan ladang mereka. Ikan-ikan hidup di dalamnya, menjadi tambahan pangan yang menguatkan keseharian. Seiring berjalannya waktu, keindahan air terjun serta sejuknya udara di sekitarnya menjadikan tempat ini tujuan wisata alam yang memikat hati banyak orang.

Kini, Air Terjun Damarwulan dan Air Terjun Anjasmoro tidak hanya menyimpan kisah cinta, restu, dan perpisahan, tetapi juga menghadirkan manfaat nyata. Ia menjadi simbol bagaimana kesedihan dapat menjelma menjadi sumber kebahagiaan baru, dan bagaimana air sebagai anugerah alam mampu menyatukan legenda dengan kehidupan masyarakat yang bergantung padanya hingga hari ini.

Bagikan Cerita Rakyat

Artikel Terbaru

Ingin Berkontribusi?

Mari bersama melestarikan warisan Nusantara melalui cerita, data, dan kolaborasi.