Desa Bunajih

URL Cerital Digital: https://bangkalanmemory.blogspot.com/

Pada masa silam, ketika wilayah Bangkalan masih berada di bawah naungan sebuah kerajaan besar, hiduplah seorang pengemis yang menempuh perjalanan jauh demi mencari sesuap nasi dan seteguk air. Ia berjalan tertatih-tatih di bawah terik matahari, menyusuri jalan antara Dusun Laok Sabe dan Dusun Barengan. Dahaganya semakin menjadi, bibirnya kering, dan langkahnya mulai gontai.

Dengan penuh harap, sang pengemis menghampiri seorang penduduk yang sedang melintas. Ia menengadahkan tangannya dan berkata lirih, “Tuan, berilah aku seteguk air. Tenggorokanku kering dan aku hampir pingsan.” Namun, orang yang dimintai pertolongan itu menolak tanpa belas kasihan. Ia berlalu begitu saja, meninggalkan pengemis itu dalam kelelahan dan haus yang mencekik.

Sang pengemis menatap langit, berdoa dalam hati agar Tuhan menunjukkan jalan keluar bagi kesulitannya. Saat pandangannya tertuju pada sekitar, ia melihat seekor burung kecil bertengger di atas bongkahan batu besar di dekat jalan. Burung itu tampak tenang, seolah sedang memberi isyarat. Dengan sisa tenaga, pengemis itu berjalan mendekat dan berlutut di depan batu tersebut.

Entah dorongan dari mana, ia pun mengangkat batu itu dengan perlahan. Begitu batu terangkat, terjadi keajaiban. Dari dalam tanah tempat batu itu menempel, memancar air jernih yang mengalir deras dan membentuk genangan kecil. Air itu mengeluarkan suara gemericik yang menenangkan hati.

Pengemis itu terkejut, lalu segera menadahkan tangannya dan meminum air tersebut. Rasanya segar, murni, dan menghapus segala rasa haus dan lelah. Ia bersyukur dengan linangan air mata, karena yakin bahwa air itu adalah anugerah Tuhan bagi mereka yang sabar dan tulus berdoa.

Tak lama kemudian, warga sekitar datang dan menyaksikan keajaiban itu. Mereka terheran-heran karena air keluar dari dalam batu, sesuatu yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Mereka pun bergotong royong menggali tempat itu dan membuatnya menjadi sumur alami, agar airnya dapat dimanfaatkan oleh seluruh penduduk desa.

Sebagai bentuk penghormatan kepada pengemis yang menemukan sumber air itu, masyarakat menamai sumur tersebut “Sumur Bunajih”, yang diambil dari kisah dan peristiwa ajaib yang menyertainya. Sejak saat itu, nama Bunajih melekat bukan hanya pada sumur itu, tetapi juga pada desa yang tumbuh di sekitarnya.

Sumur Bunajih kini dianggap sebagai tempat yang keramat dan penuh nilai spiritual. Warga percaya bahwa airnya membawa berkah dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Setiap orang yang datang ke sana dengan hati tulus diyakini akan mendapatkan pertolongan dalam hidupnya.

Dari kisah ini, masyarakat belajar tentang nilai kebaikan, kepedulian, dan kemurahan hati. Air, yang merupakan sumber kehidupan dan bagian penting dari pangan masyarakat, lahir dari doa seorang pengemis yang ikhlas dan sabar menghadapi cobaan. Hingga kini, Desa Bunajih di Kabupaten Bangkalan tetap menjaga sumur tersebut sebagai warisan sejarah dan simbol penting hubungan manusia dengan alam dan Sang Pencipta.

Bagikan Cerita Rakyat

Artikel Terbaru

Ingin Berkontribusi?

Mari bersama melestarikan warisan Nusantara melalui cerita, data, dan kolaborasi.