Pada zaman dahulu kala, wilayah disekitar daerah Dusun Beron belum di namai sebagai Dusun Beron. Dahulu terdapat seorang Wali yang menyebarkan Islam dan membantu masyarakat sekitar. Wali Allah tersebut dipercaya memiliki Karomah/kesaktian yang dapat digunakan untuk menolong penduduk sekitar, namun Para penduduk memanggilnya sebagai Mbah Wali. Pada masa itu penduduk desa masih banyak yang menganut kepercayaan Hindu-Budha. Mbah Wali yang menyebarkan agama Islam belum mendapatkan banyak pengikut, setiap hari Wali Allah tersebut selalu sabar dalam berdakwah.
Hingga pada suatu ketika daerah tersebut dilanda oleh kemarau panjang yang tak kesudahan. Bahkan penduduk kesulitan untuk mencari air dan mengalami kekeringan parah, kelaparan, penyakit, hingga banyak menimbulkan korban jiwa. Mereka kemudian berbondong-bondong mendatangi Mbah Wali tersebut untuk meminta agar Mbah Wali tersebut mau membantu mereka, karena kondisi tersebut wali Allah kemudian membantu para penduduk untuk mencari sumber air di daerah Beron, Kemudian Mbah Wali tersebut meminta petunjuk kepada Allah SWT agar diberikan jalan mengenai permasalahn tersebut. Akhirnya Mbah Wali mendapatkan petunjuk dari Allah SWT. Dalam petunjuk itu, Mbah Wali harus mengumpulkan warga masyarakat sejumlah 40 orang lebih untuk bersama-sama diajak gotong royong mencari sumber air dengan melakukan penggalian disebuah daerah di bawah bukit.
Singkat cerita, akhirnya Mbah Wali menemukan tempat tersebut dan memutuskan bahwa disanalah tempatnya untuk mencari/menggali sumber air. Mbah Wali juga telah mengumpulkan sebanyak 40 orang lebih untuk membantunya menggali sumber di daerah itu. Selanjutnya Mbah Wali dan masyarakat mulai menggali dan mencari air di lokasi itu. Mula-mula mereka mulai mencari sumber air di bagian utara lokasi tersebut, Mbah Wali dan masyarakat tersebut mulai menggali tanah di bagian itu, mereka terus menggali dan menggali, kemudian tiba-tiba dari dalam tanah muncul sumber air yang sangat besar yang memancar keluar, Mbah Wali dan masyarakat itu kemudian bersyukur. Namun sumber air tersebut belumlah cukup, beliau berdoa kepada Allah SWT untuk diberikan kemudahan, tiba-tiba ia mendapat petunjuk/wasilah dari Allah SWT melalui firasatnya, ia kemudian mendatangi sumber air tersebut, dengan tangan nya ia menepuk dengan keras tepat pada air yang keluar dari dalam sumber tersebut, dan ajaibnya air yang keluar dari dalam sumber tersebut semakin deras dan sangat deras, selain itu muncul tiga sumber air lain di sekitar sumber tersebut.
Kemudian daerah itu membentuk sebuah cekungan besar yang menampung air dari sumber mata air tersebut. Melihat begitu banyaknya air, penduduk/masyarakat yang iku membantu pun bersorak-sorak gembira dengan ucapan “sumbere sak ngaron, sumbere sak ngaron, sumbere sak ngaron” sehingga dari peristiwa tersebut, sendang/sumber mata air itu disebut (di berikan nama) Sendang Beron/Mberon dari singkatan “sumbere sak ngaron-ngaron” yang artinya adalah “sumbernya begitu besar”.
Daerah tersebut juga dinamai dengan daerah Beron (sekarang Dusun Beron, Desa Punggulrejo). Sehingga membentuk sebuah sumber (danau) yang besar dan mampu membantu masyarakat hingga akhirnya tidak kekeringan dan tidak kehausan lagi. Dari kejadian ajaib itu, akhirnya banyak penduduk desa yang berbondong-bondong masuk agama islam dan dari karomah wali Allah tersebut para penduduk akhirnya menjadi yakin dan patuh terhadap ucapan perkataan wali Allah sejak saat itu, dan wali Allah sangat dihormati oleh para penduduk desa.